Entri Populer

Jumat, 15 Januari 2010

Keutamaan Ilmu di Bidang Ilmu Pengetahuan


Menurut pemahaman saya agama itu menuntun manusia untuk memahami alam dan manusia lainnya, dalam ajarannya manusia di ajarkan untuk saling tolong menolong seperti membayar zakat, fungsinya untuk membantu si lemah agar kuat, tidak terhina, karena mereka juga adalah ummat manusia ciptaan Yang Maha Pencipta. Tujuannya juga agar kehidupan manusia tentram, tidak terjadi perampasan hak orang lain.
Pada dasarnya semua manusia punya hati nurani, mo islam, kristen, budha, hindu dan agama-amaga lain, semua agama dalam ajarannya biasanya mengetuk hati nurani umatnya agar terbuka, tetapi dengan cara yang masuk logika, yang tidak masuk logika itulah yang banyak ditinggalkan oleh umatnya. Tetapi ada juga yang masuk logika tetapi hati nurani agak kasar hingga apa yang di ajarkan agama tidak pernah di pahami. Amerika membantu aceh, karena mereka punya hati nurani yang sangat halus mudah tersentuh, kalo nggak salah menteri luar negeri amerika waktu di tanya mengapa mereka membantu aceh yang umumnya adalah muslim, jawabannya sungguh sangat luar biasa, yaitu katanya bahwa kami juga adalah "manusia". Ini sungguh sangat mengagumkan. Kalo saya kasih contoh yang lain, misalnya terjadi kecelakaan di jalan, setiap orang yang melihat biasane hatinya merasa terenyuh dan segera membantu orang yang mengalami kecelakaan tersebut, mereka pasti tidak akan menanyakan latar belakang agama si korban pada saat memberipertolongan. Itulah indahnya Tuhan menciptakan hati nurani pada manusia, agar kitabisa saling tolong menolong, cuma memang dalam islam lebih ditegaskanlagi dalam bentuk zakat, infak, sadoqah dan lain-lain.Tetapi manusia juga dalam agama di ajarkan untuk mandiri, yang lebih diutamakan adalah orang yang selalu meletakakan tangannya di atas dibandingkan tangan di bawah. Manusia di ajarkan tentang kemanusiaannya sendiri.
Diajarkan bahwa dia sama dengan manusia yang lain, dia punya potensi. Sehingga dia harus berusaha untuk bekerja dan mendapatkan kebutuhannya sendiri, artine dia harus menghargai dirinya sendiri, dan selalu hidup untuk berterima kasih agar segala rezeki yang diterima.Kalo saya lihat sih, agama dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan yang tidak butuh memeras tenaga, dengan cara mengetuk hati nurani manusialainnya. Orang yang punya harga diri sebagai ciptaan Allah, pasti berbeda, mereka tahu bahwa rezeki sudah ada yang mengaturnya. Kaya miskin itu kan hanya cobaan, dan manusia itu berbeda-beda, ada yang malu bila diberi dan malah ada yang sudah diberi dan tidak sungkan-sungkan untuk meminta kembali.Di amerika sana juga banyak poor people yang hidupnya meminta-minta, jadi gelandangan home less, semua sama di setiap negara, cuma di negara berkembang lebih banyak.

Hakekat Ilmu

Ilmu adalah suatu hal yang mulia, maka dari itu, beramal tanpa ilmu sama dengan ‘membabi-buta’. Merupakan kewajiban bagi tiap Muslim sebelum beramal adalah berilmu. Agar aqidah kita lurus dan terjaga kualitasnya, ia harus selalu kita pupuk dengan ilmu. Bila ‘pupuk’ ilmu ini benar, maka imannya pun akan tumbuh subur dan lurus, dan si empunya akan dihiasi dengan sikap dan sifat-sifat yang terpuji. Namun sebaliknya, apabila ilmunya tersebut adalah ‘racun’ maka ia akan menghancurkan tanaman iman dalam diri si Muslim. Yang akan membawa dia pada sikap skeptik agnostik dan melihat segala sesuatu dengan kacamata positivisme. Kebenaran bukanlah hal yang abadi, namun relative.
Karena itu, kemungkaran yang terbesar dalam pandangan Islam, adalah kemungkaran dibidang aqidah atu kemungkaran yang mengubah dasar-dasar Islam. Kemungkaran ini berasal dari ‘rusaknya’ ilmu yang telah berubah statusnya dari pupuk menjadi racun. Kemungkaran di bidang ilmu lebih besar dibandingkan dengan amal. Sebagai contoh, dosa pengingkaran kewajiban sholat 5 waktu lebih besar dibandingkan dengan orang yang meninggalkan shalat karena alasan ‘malas’, tapi masih meyakini kewajiban shalat tersebut. Demikian juga pengingkaran terhadap ayat-ayat alqur’an adalah lebih besar dosanya dibandingkan dengan orang yang tidak mengamalkannya akan tetapi masih meyakini kevalidannya.
Marilah kita pupuk iman kita dengan ilmu yang benar-benar ilmu, bukannya ‘racun’ yang akan mengobrak-abrik keimanan kita…….Amal memang merupakan hal yang signifikan dalam Islam, tapi itu saja tidaklah cukup…..harus ada ilmu yang benar untuk mengarahkan amal tersebut….Wallahu warasuluhu a’lam